17111975 / 4KA41
Guna Tugas Pengantar Telematika
Dosen : Rifki Amalia, SKom., MMSI
Homepage : http://rifkia.staff.gunadarma.ac.id/
Telematika
adalah singkatan dari Telekomunikasi dan Informatika.
Telematika
merupakan adopsi dari bahasa Prancis yang sebenarnya adalah “TELEMATIQUE” yang
kurang lebih dapat diartikan sebagai bertemunya sistem jaringan komunikasi
dengan teknologi informasi. Pertama kali istilah Telematika digunakan di
Indonesia adalah pada perubahan pada nama salah satu laboratorium
telekomunikasi di ITB pada tahun 1978. Cikal bakal Laboratorium Telematika
berawal pada tahun 1960-an. Sempat berganti-ganti nama mulai dari Laboratorium
Switching lalu Laboratorium Telekomunikasi Listrik. Seiring perjalanan waktu
dan tajamnya visi para pendiri, pada tahun 1978 dilakukan lagi perubahan nama
menjadi Laboratorium Telematika. Ketika itu, nama Telematika tidak sepopuler
seperti sekarang. Pada tahun 1978 itulah, di Indonesia, istilah Telematika
pertama kali dipakai.
Para
praktisi mengatakan bahwa TELEMATICS merupakan perpaduan dari dua kata yaitu
dari “TELECOMMUNICATION and INFORMATICS” yang merupakan perpaduan konsep
Computing and Communication. Istilah telematika juga dikenal sebagai “the new
hybrid technology” karena lahir dari perkembangan teknologi digital. Dalam
wikipedia disebutkan bahwa Telematics juga sering disebut dengan ICT
(Information and Communications Technology).
Salah
satu milis internet Indonesia terbesar adalah milis Telematika. Dari milis
inipun tidak ada penjelasan mengapa milis ini bernama telematika, yang jelas
arsip pertama kali tercatat dikirimkan pada tanggal 15 Juli 1999. Dari hasil
pencarian di arsip mailing list Telematika saya menemukan salah satu ulir
diskusi menarik (membutuhkan login) tentang penamaan Telematika yang dikirimkan
oleh Paulus Bambang Wirawan. Istilah telematika sering dipakai untuk beberapa
macam bidang, sebagai contoh adalah:
·
Integrasi
antara sistem telekomunikasi dan informatika yang dikenal sebagai Teknologi
Komunikasi dan Informatika atau ICT (Information and Communications
Technology). Secara lebih spesifik, ICT merupakan ilmu yang berkaitan dengan
pengiriman, penerimaan dan penyimpanan informasi dengan menggunakan peralatan
telekomunikasi.
·
Secara
umum, istilah telematika dipakai juga untuk teknologi Sistem
Navigasi/Penempatan Global atau GPS (Global Positioning System) sebagai bagian
integral dari komputer dan teknologi komunikasi berpindah (mobile communication
technology).
·
Secara
lebih spesifik, istilah telematika dipakai untuk bidang kendaraan dan
lalulintas (road vehicles dan vehicle telematics).
1.
Peranan Telematika dalam Kehidupan Sehari – hari.
Penggunaan
istilah telematika sendiri mungkin lebih akrab di telinga masyarakat umum dalam
ranah hukum. Istilah ini, sering digunakan karena dianggap dapat membantu untuk
mengungkap kebenaran dari suatu barang bukti, khususnya barang bukti yang
berkaitan dengan media teknologi informasi, seperti video dan foto. Sehingga
sangat membantu proses penyidikkan yang dilakukan oleh penegak hukum. Sebagai
contoh, beberapa waktu yang lalu sempat muncul beberapa video asusila yang
cukup menarik perhatian masyarakat. Apakah benar video tersebut dapat diterima
kebenarannya? Disinilah salah satu kegunaan telematika. Melalui analisa-analisa
dari sisi telematika maka dapat diketahui kebenaran dari video asusila
tersebut.
Bidang
yang terkait dengan Telematika
Saat
ini Telematika muncul sebagai bidang ilmu yang memfokuskan pada peningkatan
interaksi di antara manusia atau proses melintasi jarak dan waktu melalui
aplikasi Information and Communications Technology (ICT).Contohnya saja
E-commerce Salah satu bidang yang di cakup dalam penerapan ilmu telematika
adalah bidang ekonomi.
·
E-Government
( admnistrasi pemerintahan secara elektronik ) adalah penggunaan teknologi
informasi yang dapat meningkatkan hubungan antara Pemerintah dan pihak-pihak
lain. Contoh nyata dari program e-government ini adalah adanya badan khusus
yang mengurus hal – hal berkaitan dengan telematika yaitu Tim Koordinasi
Telematika Indonesi (TKTI). Tim ini bertugas untuk mengkoordinasikan
perencanaan dan mempelopori kegiatan dalam rangka meningkatkan perkembangan dan
pendayagunaan telematika di Indonesia.
·
E-commerce
( transaksi jual beli secara elektronik ) merupakan suatu proses pembelian,
penjualan, mentransfer, atau pertukaran produk, jasa, atau informasi melalui
jaringan komputer termasuk internet.
·
E-learning
( pendidikan terbuka dengan metode jarak jauh ) merupakan contoh dari
berkembangnya dunia pendidikan dari cara konvensional (tatap muka di kelas) ke
cara yang lebih terbuka melalui internet. Hal ini dapat terjadi karena adanya
teknologi telematika yang dapat menghubungkan pengajar dengan muridnya.
·
Semua
itu mungkin telematika berbasis web, sedangkan diluar itu masih banyak lagi,
seperti GPS ( Global Positioning System ), kompas digital, sistem navigasi dan
lain sebagainya.
Mengingat
besarnya penggunaan telematika dalam berbagai bidang, maka akan banyak
memberikan dampak luas bagi masyarakat umum, khususnya dalam effisiensi waktu
produktif, pemerataan distribusi, menyuguhkan banyak pilihan telematika dan
sebagainya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tanpa disadari telematika sebenarnya
telah hidup dalam kegiatan sehari-hari masyarakat banyak apa lagi jika
mengingat semakin pesatnya perkembangan teknologi, maka dampak dari telematika
ini akan semakin besar pula.
Peran
Teknologi Telematika dalam Kepemimpinan Bangsa
Pada
saat ini bangsa kita sedang dalam tahapan rekonstruksi setelah mengalami krisis
ekonomi, sosial, dan politik yang terburuk pada tiga tahun terakhir ini.
Kepercayaan masyarakat kepada lembaga-lembaga formal amat tipis, bahkan
kepercayaan antar kelompok-kelompok dalam masyarakatpun terkikis. Sedangkan
gejala disintegrasi bangsa mengancam persatuan dan kesatuan bangsa kita. Upaya
rekonstruksi diharapkan dapat membawa bangsa kita menjadi suatu masyarakat
madani yang bersatu dalam negara Republik Indonesia.
Memasuki
milenium ketiga, globalisasi yang semula merupakan suatu kecenderungan telah
menjadi suatu realitas, sedangkan alternatifnya adalah pengucilan dari kancah
pergaulan antar bangsa. Globalisasi menuntut adanya berbagai macam standar,
pengaturan, kewajiban, dan sekaligus juga memberi hak kepada anggota masyarakat
global. Berbagai aturan dikenakan secara global (misalnya, WTO, IMF, UN, dan
lain-lain). Tuntutan berkompetisi, dan sekaligus berkolaborasi, memaksa kita
untuk terus menerus meningkatkan daya saing bangsa kita, baik dalam pasar
lokal, regional, maupun dalam pasar global.
Sementara
itu, era reformasi memungkinkan kita untuk menelaah dan memperbaiki dampak
negatif dari sentralisasi yang berlebihan di masa lalu. Pola sentralisasi
selain mengabaikan inisiatif masyarakat, juga cenderung meniadakan proses
pengambilan keputusan yang didasarkan pada kriteria obyektif berdasarkan data
dan informasi. Setelah beberapa dasawarsa di bawah pemerintahan
tersentralisasi, kebijakan pucuk pimpinan seringkali menjadi satu-satunya acuan
yang harus diikuti. Akibatnya, keputusan lebih banyak dilakukan atas dasar
kesesuaian dengan kebijakan atasan daripada berdasarkan fakta dan informasi,
sehingga informasi yang dikumpulkan dari lapangan menjadi kurang dihargai.
Selain
masalah-masalah tersebut di atas, perkembangan teknologi juga memberikan
tantangan tersendiri pada berbagai aspek kehidupan sehari-hari. Salah satu
teknologi yang berkembang pesat dan perlu dicermati adalah teknologi informasi.
Tanpa penguasaan dan pemahaman akan Teknologi Telematika ini, tantangan
globalisasi akan menyebabkan ketergantungan yang tinggi terhadap pihak lain dan
hilangnya kesempatan untuk bersaing karena minimnya pemanfaatan teknologi
informasi sebagai alat bantu dalam Kepemimpinan Bangsa. Mengingat perkembangan
Teknologi Telematika yang demikian pesat, maka upaya pengembangan dan
penguasaan Teknologi Telematika yang didasarkan pada kebutuhan sendiri haruslah
mendapat perhatian maupun prioritas yang utama untuk dapat menjadi masyarakat
yang lebih maju.
Dengan tantangan yang beragam seperti itu,
Pemerintah Republik Indonesia harus terus melakukan upaya-upaya untuk
mengatasinya dan mengantisipasi langkah-langkah yang terbaik untuk bangsa
Indonesia. Salah satu yang menjadi perhatian adalah bagaimana Teknologi Telematika
(untuk selanjutnya akan disingkat TI atau IT-Information Technology) dapat
berperan dalam langkah-langkah yang sedang, dan akan dilakukan dalam menghadapi
tantangan-tantangan tersebut.
2.
Manfaat dan Dampak Negatif dari Telematika
Pengaruh
positif atau negatif yang bisa muncul dari alat ini tentu saja lebih banyak
tergantung dari pemanfaatannya. Bila anak-anak dibiarkan menggunakan komputer
secara sembarangan, pengaruhnya bisa jadi negatif. Sebaliknya, komputer akan
memberikan pengaruh positif bila digunakan dengan bijaksana.
Dampak
positif (keuntungan) dari perkembangan telematika antara lain :
ü Kemudahan dalam memperoleh Informasi secara cepat. Informasi yang
diperoleh dapat bersifat real time artinya pada saat itu juga. Selain itu
informasi yang diinginkan dapat diperoleh secara langsung pada sumbernya
sehingga mengurangi adanya distorsi informasi.
ü Transparasi dalam Informasi. Informasi dapat diketahui siapa saja
karena adanya keterbukaan.
ü Kemudahan dalam memperoleh data. Dengan adanya perkembangan telematika
kita dapat memperoleh data dan Informasi dari berbagai sumber, baik dari dalam
negeri maupun luar negeri.
ü Penghematan Waktu. Orang tidak perlu lagi mengorban waktu untuk
mengantri lama dalam melakukan transaksi keuangan tetapi cukup dengan melakukan
transaksi melalui internet atau ponsel genggam.
ü Keuntungannya bagi masyarakat
a.
Manfaat
internet dalam e Business secara nyata dapat menekan biaya transaksi dalam
berbisnis dan
b.
memberikan
kemudahan dalam diversifikasi kebutuhan.
c.
Manfaat
internet dalam e Goverment bisa meningkatkan kinerja pemerintah dalam
menyediakan informasi dan layanan untuk masyarakat.
d.
Dalam
bidang kesehatan dan juga pendidikan secara nyata juga telah memberikan nilah
tambah bagi masyarakat luas.
e.
Telematika
cukup memberi warna tersendiri dalam perekonomian nasional. Ditandai dengan
mulai maraknya sekelompok anak muda membangun bisnis baru menggunakan teknologi
Internet, maka Indonesia tak ketinggalan dalam booming perdagangan elektronis /
electronic commerce (e-commerce).
f.
Pembangunan
sektor Telematika diyakini akan memengaruhi perkembangan sektor-sektor lainnya.
ü Keuntungannya bagi anak – anak
a.
Diantara
manfaat yang dapat diperoleh adalah penggunaan perangkat lunak pendidikan
seperti program-program pengetahuan dasar membaca, berhitung, sejarah,
geografi, dan sebagainya. Tambahan pula, kini perangkat pendidikan ini kini
juga diramu dengan unsur hiburan (entertainment) yang sesuai dengan materi,
sehingga anak semakin suka.
b.
Manfaat
lain bisa diperoleh anak lewat program aplikasi berbentuk games yang umumnya
dirancang untuk tujuan permainan dan tidak secara khusus diberi muatan
pendidikan tertentu. Beberapa aplikasi games dapat berupa petualangan,
pengaturan strategi, simulasi, dan bermain peran (role-play).
c.
Dalam
kaitan ini, komputer dalam proses belajar, akan melahirkan suasana yang
menyenangkan bagi anak. Gambar-gambar dan suara yang muncul juga membuat anak
tidak cepat bosan, sehingga dapat merangsang anak mengetahui lebih jauh lagi.
Sisi baiknya, anak dapat menjadi lebih tekun dan terpicu untuk belajar
berkonsentrasi.
Dampak
negatif (kerugian) dari perkembangan telematika antara lain :
´ Adanya cyber crime yaitu mengkloning data
´ Menyadap data
´ Mengubah data tanpa seizin pemilik data.
´ Kekurangannya bagi anak. Melalui internetlah berbagai materi
bermuatan seks, kekerasan, dan lain-lain dijajakan secara terbuka dan tanpa
penghalang. Nina mengungkapkan sebuah studi yang menunjukkan bahwa satu dari 12
anak di Canada sering menerima pesan yang berisi muatan seks, tawaran seks,
saat tengah Surfing (“berselancar”) di internet.
Hal
– hal yang harus dilakukan oleh orang tua demi mencegah dampak negatif pada
anak
v orangtualah yang seharusnya mengenalkan internet pada anak, bukan
orang lain. Mengenalkan internet berarti pula mengenalkan manfaatnya dan tujuan
penggunaan internet. Karena itu, orangtua terlebih dahulu harus ‘melek’ media
dan tidak gaptek.
Sayangnya, seringkali anaknya sudah terlalu canggih, sementara
orangtuanya tidak tahu apa-apa. Tidak tahu bagaimana membuka internet, juga
tidak tahu apa-apa soal games yang suka dimainkan anak. Nanti ketika ada akibat
buruknya, orangtua baru menyesal
v gunakan software yang dirancang khusus untuk melindungi ‘kesehatan’
anak. Misalnya saja program nany chip atau parents lock yang dapat memproteksi
anak dengan mengunci segala akses yang berbau seks dan kekerasan.
v letakkan komputer di ruang publik rumah, seperti perpustakaan,
ruang keluarga, dan bukan di dalam kamar anak. Meletakkan komputer di dalam
kamar anak, akan mempersulit orangtua dalam hal pengawasan. Anak bisa leluasa
mengakses situs porno atau menggunakan games yang berbau kekerasaan dan
sadistis di dalam kamar terkunci. Bila komputer berada di ruang keluarga,
keleluasaannya untuk melanggar aturan pun akan terbatas karena ada anggota
keluarga yang lalu lalang.
Cegah
kecanduan
Pengaruh
negatif lain bagi anak, adalah kecendrungan munculnya ‘kecanduan’ anak pada
komputer. Kecanduan bermain komputer ditengarai memicu anak menjadi malas
menulis, menggambar atau pun melakukan aktivitas sosial. Kecanduan bermain
komputer bisa terjadi terutama karena sejak awal orangtua tidak membuat aturan
bermain komputer. Seharusnya, orangtua perlu membuat kesepakatan dengan anak
soal waktu bermain komputer. Misalnya, anak boleh bermain komputer sepulang
sekolah setelah selesai mengerjakan PR hanya selama satu jam. Waktu yang lebih
longgar dapat diberikan pada hari libur.
Pengaturan
waktu ini perlu dilakukan agar anak tidak berpikir bahwa bermain komputer
adalah satu-satunya kegiatan yang menarik bagi anak. Pengaturan ini perlu
diperhatikan secara ketat oleh orangtua, setidaknya sampai anak berusia 12
tahun. Pada usia yang lebih besar, diharapkan anak sudah dapat lebih mampu
mengatur waktu dengan baik.
3.
Media Komunikasi yang Digunakan untuk Telematika
Internet
Handphone
Video
Conference
4. Perkembangan Telematika Sebelum dan Sesudah
Internet Muncul
Peristiwa
proklamasi 1945 membawa perubahan yang bagi masyarakat Indonesia, dan sekaligus
menempatkannya pada situasi krisis jati diri. Krisis ini terjadi karena
Indonesia sebagai sebuah negara belum memiliki perangkat sosial, hukum, dan
tradisi yang mapan. Situasi itu menjadi ‘bahan bakar’ bagi upaya-upaya
pembangunan karakter bangsa di tahun 50-an dan 60-an. Di awal 70-an, ketika
kepemimpinan soeharto, orientasi pembangunan bangsa digeser ke arah ekonomi,
sementara proses – proses yang dirintis sejak tahun 50-an belum mencapai
tingkat kematangan.
Dalam
latar belakang sosial demikianlah telekomunikasi dan informasi, mulai dari radio,
telegrap, dan telepon, televise, satelit telekomunikasi, hingga ke internet dan
perangkat multimedia tampil dan berkembang di Indonesia. Perkembangan
telematika penulis bagi menjadi 2 masa yaitu masa sebelum atau pra satelit dan
masa satelit.
Di
periode pra satelit (sebelum tahun 1976), perkembangan teknologi komunikasi di
Indonesia masih terbatas pada bidang telepon dan radio. Radio Republik
Indonesia (RRI) lahir dengan di dorong oleh kebutuhan yang mendesak akan adanya
alat perjuangan di masa revolusi kemerdekaan tahun 1945, dengan menggunakan
perangkat keras seadanya. Dalam situasi demikian ini para pendiri RRI
melangsungkan pertemuan pada tanggal 11 September 1945 untuk merumuskan jati
diri keberadaan RRI sebagai sarana komunikasi antara pemerintah dengan rakyat,
dan antara rakyat dengan rakyat.Sedangkan telepon pada masa
itu tidak terlalu penting sehingga anggaran pemerintah untuk membangun
telekomunikasipun masih kecil jumlahnya. Saat itu, telepon dikelola oleh PTT
(Perusahaan Telepon dan Telegrap) saja. Sampai pergantian rezim dari Orla ke
Orba di tahun 1965, RRI merupakan operator tunggal siaran radio di Indonesia.
Setelah itu bermunculan radio – radio siaran swasta. Lima tahun kemudian muncul
PP NO. 55 tahun 1970 yang mengatur tentang radio siaran non pemerintah.Periode
awal tahun 1960-an merupakan masa suram bagi pertelekomunikasian Indonesia,
para ahli teknologi masih menggeluti teknologi sederhana dan “kuno”. Misalnya
saja, PTT masih menggunakan sentral-sentral telepon yang manual, teknik radio
High Frequency ataupun saluran kawat terbuka (Open Were Lines). Pada masa itu,
banyak negara pemberi dana untuk Indonesia – termasuk pendana untuk
pengembangan telekomunikasi, menghentikan bantuannya. Hal itu karena semakin memburuknya
situasi dan kondisi ekonomi dan politi di Indonesia.
Tercatat
bahwa pada masa 1960-1967, hanya Jerman saja yang masih bersikap setia dan
menaruh perhatian besar pada bidang telekomunikasi Indonesia, dan menyediakan
dana walau di masa-masa sulit sekalipun. Ketika itu pengembangan telekomunikasi
masih difokuskan pada pengadaan sentra telepon, baik untuk komunikasi lokal
maupun jarak jauh, dan jaringan kabel. Indonesia saat itu belum memiliki
satelit. Sentral telepon beserta perlengkapan hubungan jarak jauh ini diperoleh
dari Jerman. Pada saat itu, Indonesia hanya dapat membeli produk yang sama,
dari perusahaan yang sama, yakni Perusahaan Jerman. Tidak ada pilihan lain bagi
Indonesia.
Keleluasaan
barulah bisa dirasakan setelah di tahun 1967/1968 mengalir pinjaman-pinjaman ke
Indonesia, baik bilateral ataupun pinjaman multilateral dari Bank Dunia,
melalui pinjaman yang disepakati IGGI. Akan tetapi, pada masa inipun inovasi
dalam pemfungsian teknologi telekomunikasi masih belum berkembang dengan baik
di negeri ini. Peda dasarnya kita memberi dan memakai perlengkapan seperti
switches, cables, carries yang sudah lazim kita pakai sebelumnya.
Badan
penyiaran televisi lahir tahun 1962 sebelum adanya satelit yang semula hanya
dimaksudkan sebagai perlengkapan bagi penyelenggara Asian Games IV di Jakarta.
Siaran percobaan pertama kali terjadi pada 17 Agustus 1962 yang menyiarkan
upacara peringatan kemerdekaan RI dari Istana Merdeka melalui microwave. Dan
pada tanggal 24 Agustus 1962, TVRI bisa menyiarkan upacara pembukaan Asian
Games, dan tanggal itu dinyatakan sebagai hari jadi TVRI.
Terdorong
oleh inovasi, akhirnya pada tanggal 14 November 1962 untuk pertama kalinya TVRI
memberanikan diri melakukan siaran langsung dari studio yang berukuran 9×11
meter dan tanpa akustik yang memadai. Acaranya terbatas, hanya berupa permainan
piano tunggal oleh B.J. Supriadi dengan pengaruh acara Alex Leo.
Lebih
setahun setelah siaran pertama, barulah keberadaan TVRI dijelaskan dengan
pembentukan Yayasan TVRI melalui Keppres No. 215/1963 tertanggal 20 oktober
1963. Antara lain disebutkan bahwa TVRI menjadi alat hubungan masyarakat (mass
communication media) dalam pembangunan mental/spiritual dan fisik daripada
Bangsa dan Negara Indonesia serta pembentukan manusia sosialis Indonesia pada
khususnya.
Sampai
tahun 1989, TVRI merupakan operator tunggal di bidang penyiaran televise.
Jadi
sebelum satelit palapa mengorbit, Indonesia hanya mengenal telekomunikasi yang
bersifat terestrial, yakni yang jangkauannya masih dibatasi oleh lautan. Telekomunikasi
seperti ini tidak bisa menjangkau pulau-pulau kecuali melalui penggunaan SKKL
(Saluran Komunikasi Kabel Laut) yang mahal dan sulit dipergunakan.
Gagasan
tentang peluncuran satelit bagi telekomunikasi domestik di Indonesia bisa
ditelusuri asal muasalnya dari sebuah konferensi di Janewa tahun 1971 yang
disebut WARCST (World Administrative Radio Confrence on Space
Telecomunication).
Pada konferensi itu di tampilkan pila pameran
dari perusahaan raksasa pesawat terbang Hughes. Perusahaan inilah yang mengusulkan
ide pemanfaatan satelit bagi kepentingan domestik Indonesia. Hal tersebut
disambut oleh Suhardjono yang berlatar belakang militer dan membawa masalah
satelit itu sampai ke Presiden RI. Selain pertimbangan kelayakan ekonomi dan
teknis, sejarah peluncuran satelit ini juga diwarnai oleh kepentingan politik
dimana hubungan antara Indonesia dengan negara- negara lain sudah mulai
bersahabat. Di sisi lain, satelit memungkinkan penyebaran luas ideologi negara
ke masyarakat luas melalui TV, satelit juga menguntungkan secara ekonomi.
Komunikasi
tentang cara-cara menggali sumber daya alam dapat berlangsung dengan mudah. Ini
berlaku untuk kasus tembaga pura (Freeport) dan di Dili. Peluncuran satelit
Palapa di Cape Canaveral, Florida, bulan Agustus 1976 pada panel peluncuran
terdapat 3 orang Indonesia dan perwakilan dari perusahaan NASA dan Hughes.
Kejadian
ini diresmikan juga melalui pidato kenegaraan oleh presiden Soeharto di
Jakarta, tanggal 16 Agustus 1976. ini merupakan satu- satunya proyek teknologi
yang mendapat tempat terhormat di gedung Parlemen. Namun peluncuran satelit itu
merupakan kebijakan nasional yang gagasan awalnya dicetuskan oleh pemerintah.
Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa Indonesia pernah mengalami ancaman
perpecahan. Untuk mempersatukan tanah air yang sangat luas ini diperlukan
sarana perhubungan yang mencakup seluruh wilayah nusantara. Proses kelahiran
satelit ini hanya melibatkan sedikit teknokrat dan teknolog yang berpihak pada
kepentingan Orba.
Sumber:
No comments:
Post a Comment