Sebelum mulai pembahasan, kita harus
jelas terlebih dahulu tentang asumsi yang dipakai pada perilaku konsumen, dan
apakan asumsi-asumsi tersebut cukup realistis sulit untuk memperdebatkan
anggapan bahwa konsumen memiliki preverensi (kesukaan) atas sejumlah barang dan
jasa yang tersedia untuk mereka dan bahwa mereka dibatasi dengan anggaran
keuangan yang memaksa mereka untuk menetukan pilihan mana yang dapat dibeli.
Tapi, kita mungkin akan sependapat dengan argumentasi bahwa konsumen akan
memutuskan kombinasi barang dan jasa yang mana, yang dibeli untuk memaksimalkan
tingkat kepuasan mereka. Apakah para konsumen bertindak rasional dan
berpengetahuan seperti yang diharapkan oleh para ekonomi?
Kita tahu bahwa konsumen tidak selalu
melakukan keputusan pembelian secara rasional. Sebagai contoh, kadang-kadang
konsumen membeli sesuatu dengan tiba-tiba, merupakan atau tidak memperhitungkan
keterbatasan anggaran keuangan yang mereka miliki (dan akibatnya berhutang),
dan kadang-kadang konsumen tidak yakin atas preferensi mereka atau dipengaruhi
dengan apa yang telah dibeli oleh teman atau tetangga, atau bahkan perubahan
suasana hati mereka sendiri. Dan bahwa bila konsumen bertindak secara rasional,
yang mungkin tidak dapat selalu dilakukan konsumen untuk memperhitungkan banyak
harga dan pilihan yang mereka hadapi setiap hari.
Para
ekonimi sedang mengembangkan model perilaku konsumen yang menggabungkan
asumsi-asumsi yang lebih realistis cepet tentang rasionalitas dan pengambilan
keputusan. Bidang penelitian ini yang disebut dengan ekonomi perilaku (behavioral economics) yang banyak diambil dari
temuan-temuan dibidang psikologi dan ilmu lainnya yang terkait. Kita akan
membahas beberapa hasil utama dari ekonomi perilaku pada Bab 5. Pada poin ini ,
kami ingin menegaskan bahwa model dasar dari perilaku konsumen adalah
menggunakan asumsi-asumsi yang disederhanakan. Namun, kami juga menggaris
bawahi bahwa model ini sangat sukses dalam member penjelasan atas apa yang
sesungguhnya kita pelajari tentang pilihan dan karakteristik permintaan konsumen.
Untuk itu, model ini merupakan bahan utama (“workhose”) bagi ilmu ekonomi. Model ini juga digunakan dilingkup
yang lebih luas, tidak hanya dibidang ekonomi, tapi juga bidang keuangan dan
pemasaran.
No comments:
Post a Comment